Wednesday 5 November 2008

PROFIL

Diposting oleh jazz community


ARAFURU NEW PLAYER:

GUITAR : HERU

BASS : ICONG

PERCUSSION : REDY

DRUM :FANNY

KEYBOARD 1 : TONY LAMBE

KEYBOARD 2 : NUNGKI

VOCAL : YOYON,WAHYU

additional : DITA

ARAFURU JAZZ IS THE REAL TASTE OF INDONESIA





FOTO PERFORM klik !

sebuah kelompok JAZZ yang berasal dari MALANG CITY,mencoba untuk berkontribusi dalam ruang dimensi eksperiment bunyi yang ada pada dunia musik utamanya jazz...ARAFURU JAZZ namanya terkesan lokal tapi penuh makna,dimana spirit dari group ini ingin mengangkat Indonesia pada penebalan budaya secara nasional.

Sunday 14 September 2008
Diposting oleh jazz community

FF0000">ARAFURU JAZZ FROM MALANG
More Tools at FriendsterTool.com

Monday 25 August 2008
Diposting oleh jazz community

ARAFURU JAZZ IS THE REAL TASTE OF INDONESIA

Sunday 22 June 2008

PERFORM HOTEL SANTIKA MALANG

Diposting oleh jazz community








sebuah kelompok JAZZ yang berasal dari MALANG CITY,mencoba untuk berkontribusi dalam ruang dimensi eksperiment bunyi yang ada pada dunia musik utamanya jazz...ARAFURU JAZZ namanya terkesan lokal tapi penuh makna,dimana spirit dari group ini ingin mengangkat Indonesia pada penebalan budaya secara nasional.

Wednesday 28 May 2008

RESENSI ALBUM JAZZ INDONESIA

Diposting oleh jazz community

ReviewReviewReviewReviewBhaskara 86
Category:Music
Genre: Jazz
Artist:Bhaskara
Artist : Bhaskara
Album : Bhaskara 86
Produser : Bhaskara Music Production
Distribusi : Aquarius Indonesia
Studio : Pro Sound Jakarta
Rilis Tahun : 1986
Format : Kaset

Bhaskara pada tahun 1986 merilis album pertama mereka yg diberi titel Bhaskara 86,(Bhaskara sudah merilis 3 album). Setelah rilis album pertama di tahun 1986, tahun depannya Bhaskara diundang untuk tampil di North Sea Jazz Festival di Belanda, bersamaan dengan itu juga Inang Noorsaid (drummer-nya Emerald) jg diminta utk berangkat ke North Sea Jazz Festival (Inang Noorsaid pada saat itu baru saja menjadi Juara I bersama band-nya Emerald pada event Yamaha Light Music Contest 1986 dgn menyabet the best performance utk setiap pemainnya).

Pada Album Bhaskara 86 terdiri dari 9 komposisi diantaranya,
Side A :
1. Feeling High,
2. Let's Do It Together
3. Putri
4. Woman In Space.
Side B :
5. Life Is Too Short To Worry
6. One Lonely Flute
7. Betawi
8. February 17
9. Staircase.

Komposisi Feeling High (ciptaan Udinsach & Rudy G), komposisi ini dimainkan dengan tempo cepat lewat vokal-nya Vonny Sumlang. Udinsach bermain flute pada komposisi ini. Komposisi Let's Do it Together
dibuka dengan permainan gitar-nya Joko WH, Udinsach bermain Flute & Saxophone di komposisi ini, Mates pada Bass sekali-kali bermain teknik slab, komposisi ini diciptakan oleh Bambang Nugroho (Penampilan Bambang Nugroho minus Bhaskara dapat kita lihat pada event Java Jazz festival yg baru saja berlangsung 2,3,4 Maret 2007 di Balai Sidang Jakarta dan Pra-Java Jazz Festival/Jazz On The Move(Bandung), sementara penampilan Mates dapat kita lihat di tgl 4 kemaren tampil bareng Kiboud Maulana, Ireng, Idang Rasyidi & Victor Rompas dll, Bass yg digunakan Mates adalah Bass yg dulu digunakan pada album Bhaskara 86 (Fender Bass).

Komposisi Putri hadir dengan tempo sedang yg adalah ciptaan dari Siti Hardiyanti Rukmana. Komposisi Woman In Space ciptaan Udinsach dengan vokal Vonny Sumlang. Komposisi Life Is too Short To Worry diawali dengan keyboard dlm tempo slow, vokal Vonny Sumlang pd komposisi ini, komposisi ini ciptaan Udinsach & Rudy G.Komposisi One Lonely Flute ciptaan Udinsach & Brian batie, Udinsach sangat produktif mencipta lagu pada album ini. Flute mendominasi komposisi ini, tiupan flute-nya Udinsach mengingatkan saya pada tiupan flute-nya Dave Valentin. Komposisi mencoba mengisahkan tentang kota Jakarta dengan Betawi-nya, Luluk Purwanto bermain Violin menambah kental suasana betawi. Komposisi ini dulunya pernah dijadikan jingle penutup acara Seputar Indonesia di RCTI. Komposisi Betawi diciptakan oleh Udinsach, komposisi ini terakhir dibawakan oleh Bambang Nugroho pada Jazz On The Move di Bandung.Komposisi BetawiFebruary 17 ciptaan Udinsach. Komposisi terakhir adalah Staircase (ciptaan Bambang Nugroho).

Personil Bhaskara pd album Bhaskara 86 & Peralatan yg digunakan adalah :
- BAMBANG NUGROHO : Keyboard Yamaha CP-80D, Yamaha DX-7 Synthesizer, Fender Rhodes Mark V
- UDINSACH : Alto, Tenor Sax & Flute
- JOKO WH : Gitar Fender & Gitar Yamaha SG 3000
- MATES : Bass, Alembic & Fender
- DIDI HAJU : Keyboard Yamaha DX-7 Synthesizer, Juno 106
- LULUK PURWANTO : Violin & Vocal
- KARIM : Drums & Cymbals
- DULLAH : Percussion
- VONNY SUMLANG : Lead Vocals

sumber : http://album80an.blogspot.com

RESENSI ALBUM JAZZ INDONESIA

Diposting oleh jazz community

ReviewReviewReviewReviewWonderful World - Various Artis
Category:Music
Genre: Jazz
Artist:BENNY LIKUMAHUA, BUBI CHEN, SYAHARANI
BENNY LIKUMAHUA, BUBI CHEN, SYAHARANI - WONDERFUL WORLD


Para musisi seperti Bubi Chen, Oele Pattiselano, Benny Likumahua adalah beberapa nama yang cukup berjasa dalam perkembangan musik jazz di Indonesia. Kiprah mereka di musik jazz sudah dikenal sejak era 70-an sampai sekarang.

Sangaji Musik yang dimotori oleh Sandy mencoba mengangkat kembali tokoh-tokoh jazz masa lalu untuk diabadikan dalam bentuk perangkat kaset dan compact disc (CD) yang diberi judul Wonderful World. "Tak ada kata lain selain mendedikasikan dan mengabadikan tokoh jazz Indonesia agar bisa menjadi koleksi sepanjang masa," ujar Sandy yang bertindak sebagai eksekutif yang telah memproduksi sejumlah karya jazz Indonesia.

Terdapat 10 lagu yang berhasil dirangkum dalam Wonderful World Lagu-lagu tersebut sebagian besar merupakan hasil aransemen Benny Likumahua dan beberapa diantaranya oleh Bubi Chen. Pendukung musiknya adalah : Bubi Chen (Piano), Benny Likumahua (Trombone, Bass), Trisno (Tenor Saxophone), Oele Pattiselano (Guitar), Cendi Luntungan (Drums, Percussions) dan Syaharani (Vocalist).

Lagu-lagu yang dikemas dalam corak jazz standar tersebut memang bukan lagu asing di telinga para pecinta musik. Selain instrumental, beberapa diantaranya adalah Killing Me Softly, Crazy, What A Wonderful World dibawakan oleh Syaharani.

Killing Me Softly yang bercorak jazz kontemporer hasil aransemen Benny Likumahua dibawakan Syaharani lewat penjiwaan yang cukup baik. Hal itu tidak lepas dari pengalaman nyanyinya di panggung-panggung cafe. Terbentuknya karakter vokal melalui pengalaman serta lingkungan di tengah para musisi jazz, menjadi pilihan Benny dan Sandy sang produser untuk melibatkan Rani dalam Wonderful World.

"Cukup sulit mencari penyanyi jazz dalam kondisi sekarang, namun karena saya melihat Rani memiliki 'swing feel' yang baik, saya libatkan dia disini," demikian penuturan Benny Likumahua. Tampak pula penjiwaan Rani pada lagu What A Wonderful World. Lagu yang pernah populer di masa lalu itu mengalir manis.

Berbicara musik jazz tidak lepas dari penggarapan instrumental. Seperti dalam lagu Unforgettable yang dimainkan secara apik oleh Bubi - Benny Cs. Kepiawaian mereka dalam memainkan lagu pilihan seperti 'Moliendo Cafe' dengan irama latin jazz, yang telah dikenal di Indonesia sebagai Kopi Dangdut itu mengundang decak kagum. Kita juga tidak boleh mengenyampingkan kehadiran Cendi Luntungan yang besar di lingkungan musisi senior. Lewat permainan drum serta perkusinya, ia cukup bisa berbicara banyak di kalangan musisi jazz. Seperti juga Trisno lewat Tenor Saxophone-nya.

Dengan menggunakan sistem live recording, sangat memungkinkan bagi mereka untuk melontarkan dialog-dialog lewat permainan musiknya. Dialog emosional inilah yang sangat dibutuhkan di musik jazz. Wonderful World memang bertujuan untuk mengabadikan musisi jazz lewat karya yang dibawakannya. Agar keberadaan mereka tetap tercermin dan dapat dinikmati oleh pecinta musik. Sebuah peluang bagus di tengah arus industri musik yang beraneka ragam seperti sekarang ini.Wonderful World memang pantas dimiliki sekaligus menjadi koleksi sepanjang masa.

sumber : www.wartajazz.com

Tuesday 27 May 2008

ARAFURU SKETSA

Diposting oleh jazz community




sebuah kelompok JAZZ yang berasal dari MALANG CITY,mencoba untuk berkontribusi dalam ruang dimensi eksperiment bunyi yang ada pada dunia musik utamanya jazz...ARAFURU JAZZ namanya terkesan lokal tapi penuh makna,dimana spirit dari group ini ingin mengangkat Indonesia pada penebalan budaya secara nasional.

Monday 26 May 2008

JAZZ NEWS

Diposting oleh jazz community

MUSICAL MEETING NIGHT @CAFE AU LAIT SAJIKAN TOMMEE, RIZA ARSHAD DKK


Tak ingin menghabiskan waktu menjelang akhir pekan anda ditengah kemacetan di Jakarta?. Segera saja bergabung ke Cafe AuLait Jl. Cikini Raya No. 17, Menteng mulai jam 8 malam ini, Jumat 16 Mei 2008.

Akan hadir Tommee bersama Iwan Wiradz - Darbuka/Jembe, Adhitya Pratama (simakDialog) - Electric Bass, Riza Arshad (simakDialog) - Piano/Akordeon dan Danny Ardiono (drum). Para musisi ini akan membawakan musik orisinal dan lainnya yg berakar pada karakter para pemain yg terlibat dalam pertunjukan.

Apa latar belakang para musisi diatas?.

Riza Arshad dan Adhitya Pratama merupakan personel simakDialog, sebuah kelompok jazz yang telah merilis 4 buah album. Saat ini mereka sedang menyesaikan album terbaru yang konon akan dirilis bulan Agustus mendatang.Informasi tentang kelompok mereka dapat dilihat di link berikut myspace.com/simakdialog

Sementara Iwan Wiradz adalah musisi/perkusionis yang kerap tampil dengan berbagai grup. Baru-baru ini aia meluncurkan solo album bersama Tri. Iwan juga tercatat pernah menjadi agian dari band fusion Cherokee. Sedang Danny Ardiono adalah composer/arranger/sound engineer
dan drummer pada grupnya Anda 'Bunga'.

Sedangkan Tommee merupakan musisi yang besar disebuah kampung Bima. Ia menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun bermain di berbagai benua seperti Australia, Amerika Utara dan Asia dengan berbagai band dan artis termasukd iantaranya Bob Brozman dan Harry Manx. Ia kemudian melakukan tour bersama bandnya sendiri 'The Neighbourhood' sampai kemudian memutuskan untuk bersolo karir.

Sebagai seorang ahli dalam peralatan musik berdawai, baik yang modern maupun yang tradisionil, lagu-lagu dari Tommee membawa semangat dan suara dari berbagai budaya dipenjuru dunia terutama dari tanah airnya sendiri.

Menggabungkan suara Kecapi Jawa Barat, lima dialek Indonesia dan beberapa inspirasi dari barat termasuk penggabungkan antara reggae, blues, latin dan jazz, menjadikan penampilannya kaya dengan sentuhan kehangatan. Sebagai penamil tunggal, Tommee sanggup menggerakkan penonton untuk bergoyang dan menari mengikuti musiknya.

So, tertarik nonton acara diatas?. Anda tidak dipungut biaya, alias tinggal datang saja. Buruan, karena tempat duduk terbatas, kecuali kalau anda betah berdiri. Butuh informasi lebih lanjut? Hubungi Telp. 39835094. (*/Wartajazz.com)

Kembali ke Halaman Index News
Kembali ke Halaman Depan

JAZZ NEWS

Diposting oleh jazz community

KRAKATAU TAMPIL MEMUKAU DI BANSKO INTERNATIONAL JAZZ FESTIVAL

Group musik jazz ternama, Krakatau Band, dengan formasi Dwiki Darmawan (Micro-tuned keyboards dan Synthesizer), Pra Budidharma (Slendro Fretless Bass), Trie Utami pada vokal, Gilang Ramadhan (drums,kecrek, gong), Adhe Rudiana (kendang, perkusi, simbal), Yoyon Darsono (rebab, suling, terompet, kecapi, voice) dan Zainal Arifin (Bonang, perkusi, voice) tampil sangat memukau dalam Bansko International Jazz Festival 2002 (BIJAF) di Bulgaria. Demikian siaran pers yang kami terima dari Bangun P. Subroto, staf Bidang PenSosBud KBRI di Sofia.

Festival tersebut merupakan event musik jazz terbesar di Bulgaria yang menampilkan group-group mancanegara, yang mana telah terselenggara setiap tahun sejak tahun 1997. Tahun ini merupakan festival ke lima yang berlangsung tanggal 8 - 13 Agustus 2002. Peserta festival terdiri dari group musik Jazz asal Bulgaria, Rusia, Jerman, Indonesia, Mesir, Ceko, Hongaria, Itali, Polandia, dan Yunani.

Bansko merupakan kota kecil di kaki pegunungan Pirin yang berjarak sekitar 130 km dari Sofia ibukota Bulgaria, dan dikenal sebagai salah satu resort terindah musim dingin. Ketika musim dingin tiba banyak turis domestik maupun mancanegara berdatangan untuk berolah raga ski, sementara itu dikenal pula dengan fasilitas spa yang banyak terdapat di sekitar wilayah Bansko.

Sebuah panggung cukup besar disiapkan tepat di taman pusat kota Bansko, dengan kapasitas tempat duduk 600 penonton. Pentas musik jazz berlangsung setiap malam selama enam hari yang dimulai pukul 20.00 hingga pukul 24.00. Tidak kurang dari 25 kelompok musik jazz telah tampil dalam kesempatan tersebut. Krakatau sendiri tampil saat puncak acara, yakni pada Sabtu malam tanggal 10 Agustus 2002, dengan disaksikan sekitar 1500 penonton.

Publik Bulgaria pecinta jazz nampak sangat terpukau dengan keunikan karakter permainan musik Krakatau, yang merupakan fusion antara musik jazz dengan instrumen tradisional Sunda. Demikian halnya dengan aransemen yang banyak terinspirasi dari berbagai etnik di Indonesia, sebagaimana terdapat dalam album terakhirnya "Magical Match".

sekadar informasi saja, musik Krakatau sendiri berlandaskan pada notasi asli seni Karawitan yang disebut S'lendro. Tangga nada S'lendro ini dapat ditemukan pada musik gamelan Bali, Jawa dan Sunda dan diberbagai musik daerah yang lain di Indonesia. Tangga nada pentatonis S'lendro ini adalah notasi khas tradisi musik Indonesia khususnya Karawitan dan tidak dapat ditemukan dimanapun kecuali di Indonesia. Disinilah originalitas musik Krakatau bertumpul pada tradisi yang asli dari Indonesia. Dengan fondasi pada unsur musik Karawitan, musik Krakatau berupaya mengadaptasi elemen-elemen notasi diatonis dan dan penjiwaan musik Barat tanpa meninggalkan kesan etnis yang tetap kental.

Sejalan dengan semangat ini, Krakatau yang berasal dari Jawa Barat juga mengadaptasi tradisi dari daerah-daerah lain di Indonesia. Didalam beberapa komposisi lagu dari album Magical Match misalnya, terdengar warna musik rebana dari Aceh, gamelan Bali, vokal dari Banyuwangi dan tradisi Bajau, di Sulawesi.

Dalam surat elektronik yang dikirimkan Dwiki Dharmawan ke WartaJazz.com, ia mengungkapkan rasa senangnya karena tanggapan yang begitu meriah. "Krakatau
mendapatkan standing ovation berkepanjangan", demikian tulisnya. Krakatau juga mendapat liputan dan Talk Show di TV "B",TV National Bulgaria dan TV "7" Bulgaria.

Dengan tampilnya mereka di Bansko Jazz Festival ini menambah lagi pengalaman mereka menjajalan berbagai panggung dunia. Seperti sudah diberitakan WartaJazz.com sebelumnya, Krakatau juga dijadwalkan manggung di Valencia International festival of The Arts, sebuah kota kecil di Venezuela oktober tahun ini. Dwiki lantas menambahkan, "Tahun depan kami akan mengikuti berbagai Jazz Festial lainnya di Eropa Barat".

Lebih dari itu hal lain yang layak untuk dicatat adalah bahwa Krakatau menjadi group jazz Indonesia pertama yang tampil di Bulgaria, yang tidak saja memukau penonton Bansko International Jazz Festival, namun pula terpublikasi secara luas oleh mass media setempat.

Rombongan Krakatau sendiri dilepas Dubes RI, AA Gde Raka (14/8) menuju Istambul untuk sight seeing sebelum kembali ke tanah air via Bangkok dan Singapore dengan menggunakan pesawat TURKISH AIR yang juga menjadi sponsor mereka. (Bps/WJ)

Link terkait:
Website Bansko International Jazz Festival
KRAKATAU TAMPIL DI BANSKO INTERNASIONAL JAZZ FESTIVAL


Kembali ke Halaman Index News
Kembali ke Halaman Depan






Copyright © 1996-2006 WartaJazz.com All right reserved
Dilarang mengutip, memperbanyak atau memanipulasi isi website ini tanpa izin tertulis dari WartaJazz.com
Comments, Suggestion and Feedback send to info@wartajazz.net